Muslimah Australia enggan larut dengan penolakan terhadap identitasnya
sebagai Muslim. Sebaliknya, mereka manfaatkan betul identitasnya itu
guna membangun industri fesyen.
Pengamat Mode Australia, Glynis
Jones, mengatakan sebagian Muslim lahir di sini. Pola pikir mereka
banyak berubah. Mereka punya cara untuk menampilkan identitasnya dengan
merintis, membangun dan mengembangkan industri baru yang mungkin luput
dari perhatian orang tua mereka.
"Kini, industri fesyen yang
mereka rintis mengalami pertumbuhan potensial. Hebatnya, mereka
memulainya dengan sederhana," kata dia seperti dikutip onislam.net,
Senin (30/4).
Salah seorang perancang busana, Howayda Moussa, 35
tahun, adalah perancang yang cukup dikenal di kalangan Muslimah
Australia. Menurutnya, sebelum seperti sekarang, fesyen Islam begitu
kaku dan terkesan suram. "Semuanya berbahan dasar hitam," komentar dia.
Kini,
banyak perubahan telah ia lihat. Gaya berbusana Muslimah tidak lagi
statis, melainkan dinamis dan penuh warna. Ia masih ingat saat menyulap
gaun musim panas menjadi busana muslim yang elegan.
"Saat itu,
aku merasakan hal paling menakjubkan. Aku merasa aman dan terlindungi.
Jika aku berbicara dengan seorang pria, ia tidak melihat dada ku
melainkan mata saya," kata Moussa yang belum lama mengenakan jilbab.
Perancang
lain, Hanadi Chehab, 41 tahun, membuat busana Muslim menjadi funky
menjadi obsesinya. Menurut Chehab, sudah seharusnya busana muslim itu
mengikuti tren atau bahkan menciptakan tren di mana kesan feniminya
begitu kuat. "Abaya pun dapat dibuat fungky kok," kata dia yang
merupakan kakak dari Moussa.
Sosiolog, Susan Carland -- yang
belum lama memeluk Islam, mengungkapkan bahwa pakaian yang dikenakan
Muslimah saat ini lebih menggambarkan simbol penindasan atau
pengekangan. Padahal pandangan itu tidaklah benar. "Kita perlu
menampilkan Muslimah yang tidak hanya menutupi tubuhnya dengan kain,"
kata dia.
Sebabnya, kata Susan, menampilkan busana Muslim yang
elegan berikut dengan prilaku yang baik merupakan cara efektif untuk
menampilkan bagimana sosok seorang muslim. "Setiap Muslimah adalah duta
bagi Islam," kata dia.
Saat ini populasi muslim di Australia
mencapai 1,7 persen dari 20 juta total penduduk Australia. Dengan
demikian, Islam adalah agama terbesar kedua di Australia, setelah
Kristen.
source